Melodi Kehidupan -> Read yoo

On Senin, 18 November 2013 0 komentar


Melodi Kehidupan

Rengkuh pagi  disambut nyanyian burung kenari alunan lagunya mendayu-dayu perlahan tapi pelan  terasa merasuk kalbu memasuki labirin-labirin sanubari, Membangunkan seorang gadis yang masih terbuai dalam mimpi indahnya,  ingin rasanya tertidur selamanya. Semilir angin pagi berhembus dari celah jendela. Dingin yang menusuk tubuh, membuat bulu-bulu nya menari-nari. Tak lama ia tebangun karena matahari semakin tinggi.
“Cek.. Cekk.. a..aaaaAA” nampak seorang gadis sedang mengecek suaranya dan terdengar lah suara yang parau.
“Aaaa, mampus -_- kenapa suara gue jadi gini??” ujar nya dengan nada lemas.
Tapi gadis itu tidak berfikir panjang, ia bergegas minum air embun, mandi sarapan dan berpamitan ke orang tuanya, waktu berpamitan ia berbincang sedikit dengan mama nya.
 “Ma kenapa ko suara aku serak gini? Gimana nanti kalo pas nyanyi suara aku jadi jelek apalagi sekarang kan terakhir latiannya?” kata sang gadis sambil memegang lehernya yang katanya terasa sakit.
“ Ada apa lagi Amel? mungin kamu kebanyakan makan es sama goring-gorengan jadi gitu.Udah sana berangkat mama masih ngantuk” Ujar mama lemas, Terlihat wajah Amel yang ragu untuk berkata apa lagi.
“ Iya ma aku berangkat duluya”sambil mencium tangan mamanya.
Perasaan sedih, kecewa serta takut menghantui pikiran Amel. Ingin rasanya ia berteriak sekeras mungkin melepaskan semua beban di hatinya.
“Sampai kapan aku merasa takut seperti ini? kenapa suaraku? Aku takut aku di ejek lagi sama dia yang bisa dan tau tentang bernyanyi” .
Setiba disekolah, senyuman hangat menyambut Amel dari atas tangga.
“Tengnong..Tengnong.. Kepada seluruh anak padus sekarang berkumpul di lapang basket” suara pengumuman menggema di seluruh penjuru sekolah.
“Dag..Dig..Dug” detak jantung Amel pun berdetak semakin keras. Setetes demi tetes air mata mengalir di kelopak mata Amel. Namun, segera ia hapus air matanya dan segera lengkungkan senyuman di wajahnya.
            Ketika di lapang semuanya terlihat bersemangat dan mengeluarkan seluruh kemampuan mereka. Tapi tidak bagi Amel dia justru terlihat tak bersemangat dan menundukkan kepalanya. Sang waktu pun berputar begitu lambat bagi Amel.
Sesudah  latihan guru seni sedikit bicara
 “Anggota paduan suara nanti malam kita latian lagi, siap?”
 “Siaaap pa” ujar anak padus dengan semangat.
“Huuh, akhirnya beres juga “ ujar Amel sambil menghela napas.
“Ayo cin, kita ke kelas” ujar Presca
“Iyuuu” ujar Amel, Hardy dan Augus
Sang surya pun sudah tak nampak lagi, kerlap-kerlip bintang dan terangnya sinar rembulan membuat malam yang sangat dingin ini memiliki setitik cahaya kehangatan. Sang waktu pun telah menunjukan bahwa latihan akan segera dimulai.
Tiba-tiba sosok seorang gadis berwajah arrogant dan dengan tatapan sinis berkata
“Heh lo gendut, kumpul tuh. Dan keluarin semua kemampuan lo”
Seolah baik-baik saja Amel pun menjawabnya dengan manis dan menghiraukan cibiran dari gadis tadi. “Iya makasih semangat nya”  Meskipun dalam hati ia merasakan sakit yang amat dalam bagaikan tertusuk-tusuk oleh ribuan jarum yang menyerangnya dalam satu waktu.
 “Hey ayo nanti keburu malem” ujar Presca, Hardy dan Augis sambil berteriak mengarah Amel.
“ Iyaa ayo bentar, tapi suaraku gimana?” Amel mulai keliatan sedih.
“ Udah gapapa pasti kamu bisa ko” Ujar Presca teman Amel yang pasti ngedengarkan keluhan Amel saat itu.
“ Yaudah ayo”jawab Amel sedikit lemas.
“Teng teng teng… teng nong neng.. cek cek cek ekhem ekhemm.. “ dentingan suara piano dan suara para murid yang sedang mengecek suaranya
“Malam anak anak kita mulai ya” kata pa guru sambil mengecek piano.
“ Ok pak cekcekcek satu dua tiga” anak padus semangat.
Semua pun bernyanyi merdu di bawah terangnya sinar rembulan serta semilir angin menyapu setiap wajah para murid. Pohon-pohon di sekitar sekolah pun terlihat menari-nari mengikuti irama.
“ Eh liatdeh itu kenapa kayakanya tingkahnya aneh gitu?”Tanya Rani sambil berbisik bisik ke Presca.
“Siapa emangnya?” Presca penasaran.
“ Itu Amel coba tanyadeh”
“Eh Amel kamu kenapa ko kayaknya gelisah dan gak bersemangat gitu??” Tanya Presca pelan-pelan.
“Suaraku serak lagi,tenggorokan ku juga sakit. Apalagi sebentar lagi giliran ku untuk bernyanyi meskipun sebentar” Ujar amel tak bersemangat.
“ Aduh amel tenang aja semangat dong kamu pasti bisa cumungut ea cumungut” Kata Presca yang sambil melirik kanan kiri takut ketauan pa guru. Di lagu pertama augus menyanyi dengan semangatnya ia mengeluarkan suara yang stereo hingga sangat enak untuk didengar, Amel pun merasa semakin takut akan nanti gilirannya.
Lagu berikutnya terus berjalan dan saatnya amelpun maju kedepan untuk bernyanyi, tapi amel sedikit menolak.
“ Mmmmmm pa?”
“Apa suaramu serak lagi? Yaudah ganti ganti” Ujar pa guru dengan muka sedikit merendahkan dan melambaikan tangannya untuk menyuruh ku kembali ketempat. Tak lama teman yang amel dikatakan semua bisa tentang bernyanyi dan tau segalanya itu berbicara.
“Haha suaranya kenapa Mel? Kasian deeh dasar gendut. Sana cepet kebelakang kamu dut hahaaha”
Ujar teman amel tertawa jahat yang tak henti mencibir nya. Semua anak padus pun tertawa terbahak bahak mendengarkan amel berbicara seperti itu kecuali Presca,Hardy,dan Augus.
“Iya, hehe” Jawab Amel tersenyum lemas.
Dalam hati ia berkata.
“ Hiks hiks hiks, Ya allah sampai aku rasakan seperti ini?, kenapa aku tak bisa seperti orang lain yang bisa segalanya. Sampai kapan teman-teman mencibirku untuk hal ini? Rasanya sangaaaat sakiiiiit ya allah. ”Ujar Amel dengan berderaian air mata.  Terdiam dalam sepi, ia merintih dan terus diam menahan rasa ini.
Tak tahu harus apa yang amel lakukan disaat semua orang mencibirnya. Ia pun hanya bisa merundukan kepala dan matanya sangat berkaca-kaca tetapi tampaknya teman-teman amel tidak menghiraukan amel. Semakin tak kuat lagi amel menahan air matanya ia pun meminta izin kepada pa guru untuk pergi ke toilet.
“Pa saya izin sebentar ke toilet ya?”Tanya amel sambil terburu-buru.
“Ya silahkan” Jawab pa guru sambil sibuk mengiri dan memperhatikan suara.
Segera ia berlari seolah-olah menghindar dari kenyataan, dia berlari menuju tempat dimana ia bisa mengekspresikan perasaan nya.
“Aaaaaaa, aku benci dirinya yang selalu saja mencibir ku. Tuhan, ini semua sangat tidak adil bagiku. Aku ingin seperti DIA yang bisa segalanya, dia terlihat sempurna dengan semua kemampuannya” teriak Amel dari atap gedung sekolah.
Seketika pandangannya menjadi buram dan “NGIIIIKKK” pendengarannya pun menjadi tak karuan. “SRRTTTT” semuanya menjadi hening dan buram.
“Teng nong teng nong, teng nong teng teng teng “ terdengar suara dentingan piano. Dia berjalan mengikuti arah suara itu, tatapan matanya terlihat kosong dan tiba-tiba….
“AAWWAAAASS…!!!!”  teriak sang gadis dari belakang Amel
“AMELL JANGAN” semua sahabat nya berteriak sambil berlari menuju Amel yang beberapa jengkal lagi akan terjatuh dari atap gedung sekolah.
 “AMEEEELLL” teriak Presca, Hardy, Augis dan Qisbil.
“Bruukk” Amel pun terjatuh di pelukan seorang pemuda yang menangkap nya dari bawah.
Semua mata sahabat nya terbelalak dan hati mereka bergetar karena takut terjadi sesuatu pada Amel. Betapa bahagia nya hati sahabat Amel ketika melihat Amel di tolong oleh seorang pemuda yang yang amat sangat Amel cintai.
“Amel, bangun “
“Sadar Mel, buka mata kamu “
Raut wajah cemas terpancar dari sahabat Amel dan orang-orang yang berada disana. Tapi, perlahan-lahan Amel membuka kedua matanya. Beribu pertanyaan menggunung dalam hati sahabat Amel. Tapi, tak mungkin mereka tanyakan karena kondisi Amel masih lemah. Mereka pun segera mengantarkan Amel pulang karena takut terjadi hal yang tidak diingin kan.
            Hari demi hari pun berlalu, Amel tak kunjung memberikan kabar kepada teman-temannya. Bahkan kepada sahabat dari kecil nya pun ia tidak memberi kabar. Semuanya bertanya-tanya apa yang terjadi pada Amel, kenapa dia dan bagaimana keadaannya.
“ Tuhan, lindungi sahabat kami jangan biarkan ia terjatuh lebih dalam lagi. Do’a kami salalu menyertai di setiap langkah mu Amel” Ujar semua sahabat Amel.
            Setelah beberapa saat, munculah sesosok bayangan yang perlahan-lahan menjadi wujud seorang gadis berdiri dengan cahaya putih. Gadis itu pun muncul dengan senyuman indah di wajah nya seraya berkata.
“Terima kasih atas do’a nya. Kalian selalu menjadi penyemangat di hidup ku”
“AMELLL AAAA” teriak semua sahabat nya sambil berlari dan segera memeluk erat sahabat nya itu.
“Aaa, temen-temen. Aku miss banget sama kalian, maaf yah udah bikin kalian cemas. Sekarang aku kuat lagi ngejalanin hidup. Aku bakalan jadiin cibiran mereka jadi motivasi buat maju” ucap Amel.
“Iya Mel sama, keep spirit ya ;) “
            Alunan melodi pun mengakhiri cerita suram yang di alami oleh Amel. Dia berhasil melalui semua ujian berat yang ia hadapi, tapi ini bukanlah akhir dari segalanya. Perjalanan mu masih panjang, terus lah bernyanyi, dan alunkan melodi kehidupan mu dengan indah.


                       





                                                                        Created by : Febylia Salsadian

0 komentar:

Posting Komentar