Melodi
Kehidupan
Rengkuh
pagi disambut nyanyian burung kenari
alunan lagunya mendayu-dayu perlahan tapi pelan
terasa merasuk kalbu memasuki labirin-labirin sanubari, Membangunkan
seorang gadis yang masih terbuai dalam mimpi indahnya, ingin rasanya tertidur selamanya. Semilir
angin pagi berhembus dari celah jendela. Dingin yang menusuk tubuh, membuat
bulu-bulu nya menari-nari. Tak lama ia tebangun karena matahari semakin tinggi.
“Cek..
Cekk.. a..aaaaAA” nampak seorang gadis sedang mengecek suaranya dan terdengar
lah suara yang parau.
“Aaaa, mampus -_- kenapa suara gue jadi gini??” ujar nya dengan nada lemas.
“Aaaa, mampus -_- kenapa suara gue jadi gini??” ujar nya dengan nada lemas.
Tapi
gadis itu tidak berfikir panjang, ia bergegas minum air embun, mandi sarapan
dan berpamitan ke orang tuanya, waktu berpamitan ia berbincang sedikit dengan
mama nya.
“Ma kenapa ko suara aku serak gini? Gimana
nanti kalo pas nyanyi suara aku jadi jelek apalagi sekarang kan terakhir
latiannya?” kata sang gadis sambil memegang lehernya yang katanya terasa sakit.
“
Ada apa lagi Amel? mungin kamu kebanyakan makan es sama goring-gorengan jadi
gitu.Udah sana berangkat mama masih ngantuk” Ujar mama lemas, Terlihat wajah Amel
yang ragu untuk berkata apa lagi.
“
Iya ma aku berangkat duluya”sambil mencium tangan mamanya.
Perasaan
sedih, kecewa serta takut menghantui pikiran Amel. Ingin rasanya ia berteriak
sekeras mungkin melepaskan semua beban di hatinya.
“Sampai
kapan aku merasa takut seperti ini? kenapa suaraku? Aku takut aku di ejek lagi
sama dia yang bisa dan tau tentang bernyanyi” .
Setiba
disekolah, senyuman hangat menyambut Amel dari atas tangga.
“Tengnong..Tengnong..
Kepada seluruh anak padus sekarang berkumpul di lapang basket” suara pengumuman
menggema di seluruh penjuru sekolah.
“Dag..Dig..Dug”
detak jantung Amel pun berdetak semakin keras. Setetes demi tetes air mata
mengalir di kelopak mata Amel. Namun, segera ia hapus air matanya dan segera
lengkungkan senyuman di wajahnya.
Ketika di lapang semuanya terlihat
bersemangat dan mengeluarkan seluruh kemampuan mereka. Tapi tidak bagi Amel dia
justru terlihat tak bersemangat dan menundukkan kepalanya. Sang waktu pun
berputar begitu lambat bagi Amel.
Sesudah latihan guru seni sedikit bicara
“Anggota paduan suara nanti malam kita latian
lagi, siap?”
“Siaaap pa” ujar anak padus dengan semangat.
“Huuh,
akhirnya beres juga “ ujar Amel sambil menghela napas.
“Ayo
cin, kita ke kelas” ujar Presca
“Iyuuu”
ujar Amel, Hardy dan Augus
Sang surya pun sudah tak nampak lagi, kerlap-kerlip bintang
dan terangnya sinar rembulan membuat malam yang sangat dingin ini memiliki
setitik cahaya kehangatan. Sang waktu pun telah menunjukan bahwa latihan akan
segera dimulai.
Tiba-tiba
sosok seorang gadis berwajah arrogant dan dengan tatapan sinis berkata
“Heh
lo gendut, kumpul tuh. Dan keluarin semua kemampuan lo”
Seolah
baik-baik saja Amel pun menjawabnya dengan manis dan menghiraukan cibiran dari
gadis tadi. “Iya makasih semangat nya”
Meskipun dalam hati ia merasakan sakit yang amat dalam bagaikan tertusuk-tusuk
oleh ribuan jarum yang menyerangnya dalam satu waktu.
“Hey ayo nanti keburu malem” ujar Presca,
Hardy dan Augis sambil berteriak mengarah Amel.
“
Iyaa ayo bentar, tapi suaraku gimana?” Amel mulai keliatan sedih.
“
Udah gapapa pasti kamu bisa ko” Ujar Presca teman Amel yang pasti ngedengarkan keluhan
Amel saat itu.
“
Yaudah ayo”jawab Amel sedikit lemas.
“Teng
teng teng… teng nong neng.. cek cek cek ekhem ekhemm.. “ dentingan suara piano
dan suara para murid yang sedang mengecek suaranya
“Malam
anak anak kita mulai ya” kata pa guru sambil mengecek piano.
“
Ok pak cekcekcek satu dua tiga” anak padus semangat.
Semua
pun bernyanyi merdu di bawah terangnya sinar rembulan serta semilir angin
menyapu setiap wajah para murid. Pohon-pohon di sekitar sekolah pun terlihat
menari-nari mengikuti irama.
“
Eh liatdeh itu kenapa kayakanya tingkahnya aneh gitu?”Tanya Rani sambil
berbisik bisik ke Presca.
“Siapa
emangnya?” Presca penasaran.
“
Itu Amel coba tanyadeh”
“Eh Amel kamu kenapa ko kayaknya gelisah dan gak bersemangat gitu??” Tanya Presca pelan-pelan.
“Eh Amel kamu kenapa ko kayaknya gelisah dan gak bersemangat gitu??” Tanya Presca pelan-pelan.
“Suaraku
serak lagi,tenggorokan ku juga sakit. Apalagi sebentar lagi giliran ku untuk bernyanyi
meskipun sebentar” Ujar amel tak bersemangat.
“
Aduh amel tenang aja semangat dong kamu pasti bisa cumungut ea cumungut” Kata Presca
yang sambil melirik kanan kiri takut ketauan pa guru. Di lagu pertama augus
menyanyi dengan semangatnya ia mengeluarkan suara yang stereo hingga sangat
enak untuk didengar, Amel pun merasa semakin takut akan nanti gilirannya.
Lagu
berikutnya terus berjalan dan saatnya amelpun maju kedepan untuk bernyanyi,
tapi amel sedikit menolak.
“
Mmmmmm pa?”
“Apa
suaramu serak lagi? Yaudah ganti ganti” Ujar pa guru dengan muka sedikit
merendahkan dan melambaikan tangannya untuk menyuruh ku kembali ketempat. Tak
lama teman yang amel dikatakan semua bisa tentang bernyanyi dan tau segalanya
itu berbicara.
“Haha
suaranya kenapa Mel? Kasian deeh dasar gendut. Sana cepet kebelakang kamu dut
hahaaha”
Ujar
teman amel tertawa jahat yang tak henti mencibir nya. Semua anak padus pun
tertawa terbahak bahak mendengarkan amel berbicara seperti itu kecuali
Presca,Hardy,dan Augus.
“Iya,
hehe” Jawab Amel tersenyum lemas.
Dalam
hati ia berkata.
“ Hiks hiks hiks, Ya allah sampai aku rasakan seperti ini?, kenapa aku tak bisa seperti orang lain yang bisa segalanya. Sampai kapan teman-teman mencibirku untuk hal ini? Rasanya sangaaaat sakiiiiit ya allah. ”Ujar Amel dengan berderaian air mata. Terdiam dalam sepi, ia merintih dan terus diam menahan rasa ini.
“ Hiks hiks hiks, Ya allah sampai aku rasakan seperti ini?, kenapa aku tak bisa seperti orang lain yang bisa segalanya. Sampai kapan teman-teman mencibirku untuk hal ini? Rasanya sangaaaat sakiiiiit ya allah. ”Ujar Amel dengan berderaian air mata. Terdiam dalam sepi, ia merintih dan terus diam menahan rasa ini.
Tak
tahu harus apa yang amel lakukan disaat semua orang mencibirnya. Ia pun hanya
bisa merundukan kepala dan matanya sangat berkaca-kaca tetapi tampaknya
teman-teman amel tidak menghiraukan amel. Semakin tak kuat lagi amel menahan
air matanya ia pun meminta izin kepada pa guru untuk pergi ke toilet.
“Pa
saya izin sebentar ke toilet ya?”Tanya amel sambil terburu-buru.
“Ya
silahkan” Jawab pa guru sambil sibuk mengiri dan memperhatikan suara.
Segera
ia berlari seolah-olah menghindar dari kenyataan, dia berlari menuju tempat
dimana ia bisa mengekspresikan perasaan nya.
“Aaaaaaa,
aku benci dirinya yang selalu saja mencibir ku. Tuhan, ini semua sangat tidak
adil bagiku. Aku ingin seperti DIA yang bisa segalanya, dia terlihat sempurna
dengan semua kemampuannya” teriak Amel dari atap gedung sekolah.
Seketika
pandangannya menjadi buram dan “NGIIIIKKK” pendengarannya pun menjadi tak
karuan. “SRRTTTT” semuanya menjadi hening dan buram.
“Teng
nong teng nong, teng nong teng teng teng “ terdengar suara dentingan piano. Dia
berjalan mengikuti arah suara itu, tatapan matanya terlihat kosong dan
tiba-tiba….
“AAWWAAAASS…!!!!” teriak sang gadis dari belakang Amel
“AMELL
JANGAN” semua sahabat nya berteriak sambil berlari menuju Amel yang beberapa
jengkal lagi akan terjatuh dari atap gedung sekolah.
“AMEEEELLL” teriak Presca, Hardy, Augis dan
Qisbil.
“Bruukk”
Amel pun terjatuh di pelukan seorang pemuda yang menangkap nya dari bawah.
Semua
mata sahabat nya terbelalak dan hati mereka bergetar karena takut terjadi
sesuatu pada Amel. Betapa bahagia nya hati sahabat Amel ketika melihat Amel di
tolong oleh seorang pemuda yang yang amat sangat Amel cintai.
“Amel,
bangun “
“Sadar Mel, buka mata kamu “
“Sadar Mel, buka mata kamu “
Raut
wajah cemas terpancar dari sahabat Amel dan orang-orang yang berada disana. Tapi,
perlahan-lahan Amel membuka kedua matanya. Beribu pertanyaan menggunung dalam
hati sahabat Amel. Tapi, tak mungkin mereka tanyakan karena kondisi Amel masih
lemah. Mereka pun segera mengantarkan Amel pulang karena takut terjadi hal yang
tidak diingin kan.
Hari demi hari pun berlalu, Amel tak
kunjung memberikan kabar kepada teman-temannya. Bahkan kepada sahabat dari
kecil nya pun ia tidak memberi kabar. Semuanya bertanya-tanya apa yang terjadi
pada Amel, kenapa dia dan bagaimana keadaannya.
“
Tuhan, lindungi sahabat kami jangan biarkan ia terjatuh lebih dalam lagi. Do’a
kami salalu menyertai di setiap langkah mu Amel” Ujar semua sahabat Amel.
Setelah beberapa saat, munculah
sesosok bayangan yang perlahan-lahan menjadi wujud seorang gadis berdiri dengan
cahaya putih. Gadis itu pun muncul dengan senyuman indah di wajah nya seraya
berkata.
“Terima
kasih atas do’a nya. Kalian selalu menjadi penyemangat di hidup ku”
“AMELLL
AAAA” teriak semua sahabat nya sambil berlari dan segera memeluk erat sahabat
nya itu.
“Aaa,
temen-temen. Aku miss banget sama kalian, maaf yah udah bikin kalian cemas.
Sekarang aku kuat lagi ngejalanin hidup. Aku bakalan jadiin cibiran mereka jadi
motivasi buat maju” ucap Amel.
“Iya
Mel sama, keep spirit ya ;) “
Alunan melodi pun mengakhiri cerita
suram yang di alami oleh Amel. Dia berhasil melalui semua ujian berat yang ia
hadapi, tapi ini bukanlah akhir dari segalanya. Perjalanan mu masih panjang,
terus lah bernyanyi, dan alunkan melodi kehidupan mu dengan indah.
Created
by : Febylia Salsadian
0 komentar:
Posting Komentar